Ilustrasi artis, exoplanet gas raksasa dengan satelit serupa Bumi. Kredit: Andy McLatchie
Bulan teman dari Bumi atau satelit yang menjadi teman sepi bagi planet-planet lain bukanlah hal asing bagi kita di Tata Surya. Tapi bagaimana dengan planet di luar Tata Surya atau yang dikenal sebagai exoplanet. Apakah exoplanet punya satelit? Tentu saja. Setiap sistem keplanetan bisa jadi memiliki satelit yang mengitari planet-planetnya. Yang jadi masalah satelit tersebut sulit diamati pada sistem extrasolar karena ukuran si satelit yang kecil.

Tapi tampaknya masalah ini bisa diatasi. David Kipping dan kawan-kawannya, para astronom dari University College London (UCL) menemukan kalau satelit yang potensial mendukung kehidupan di luar Tata Surya akan makin mudah ditemukan. Bagaimana caranya?

Menurut David Kipping, satelit seperti ini bisa ditemukan dengan mengamati perubahan gerak atau perubahan goyangan (wobbles) pada kecepatan planet induknya. Tidak hanya untuk mendeteksi keberadaan satelit, penelitian David membawa kita untuk dapat menghitung massa dan jarak dari planet induknya. Tak hanya itu, kita juga bisa mengetahui faktor-faktor yang mendukung kehidupan di satelit itu.

Dari 300 lebih exoplanet yang ada, 30 di antaranya merupakan planet yang berada pada zona habitasi (zona layak huni). Zona layak huni ini merupakan area di dekat bintang yang memungkinkan planet memiliki kondisi untuk mendukung kehidupan di dalam dirinya. Dari ke-30 planet yang ada di zona habitasi, ternyata kesemuanya merupakan planet gas raksasa yang tidak dapat menopang kehidupan. Pada kondisi seperti ini, pencarian satelit disekitar planet menjadi sangat penting. Satelit pada planet-planet tersebut tentunya akan berada pada zona habitasi dan kemungkinan besar merupakan satelit batuan dan akan mirip Bumi, berpotensi untuk memiliki kehidupan di dalamnya.

Pengamatan yang dilakukan sampai saat ini hanya mengamati perubahan posisi planet saat mengorbit bintang. Dengan metode tersebut, sulit untuk mengetahui keberadaan satelit karena perubahan yang terjadi bisa disebabkan juga oleh fenomena lain seperti planet yang lebih kecil. Metode yang diajukan David Kipping untuk melihat perubahan pada posisi dan kecepatan planet saat mengorbit bintang, akan memberi informasi yang lebih sesuai untuk dapat mendeteksi keberadaan satelit bahkan yang massanya setara massa Bumi disekitar planet gas bermassa Neptunus.

Dalam geraknya, gangguan atau goyangan yang terjadi dalam posisi dan kecepatan planet bisa disebabkan oleh planet dan satelit yang sedang mengorbit pusat gravitasinya. Metode lama yang digunakan dengan mengamati perubahan pada posisi planet dalam mencari satelit tidak dapat memberi informasi tentang massa dan jarak satelit dari planet.

Menurut Prof. Keith Mason, Pimpinan Eksekutif Science and Technology Facilities Council, “Merupakan hal yang sangat menyenangkan sekarang manusia bisa memperoleh begitu banyak informasi mengenai planet dan satelit jauh. Seandainya sebagian dari planet gas raksasa tersebut memiliki satelit, seperti halnya pada Jupiter dan Saturnus, maka akan ada sebuah kemungkinan baru kalau sebagian diantara satelit itu mirip dengan Bumi.”

Sumber : Science and Technology Facilities Council (STFC)




Most Visited:

  • Technology Tepat Guna
  • Komputer dan Internet
  • Karya ilmiah Remaja
  • Planet
  • Religi